Oct 12
Kamar mandi adalah kamar ide untuk saya. Semua ide, mulai dari ide komik, tugas, sampai apa yang mau saya tulis di blog kadang bisa muncul dengan sendirinya. Entah ketika saat saya baru saja menjejakkan kaki di kamar mandi, mandi, sampai ‘bertapa’. Hehehe..
Nah, ide tulisan ini muncul ketika saya hendak mencuci muka, teringat akan kegiatan “try to think out of the box” yang dilakukan bersama sahabat dan sekaligus partner thesis saya sebelum kami memulai diskusi kami. Awalnya ia menanyakan mengenai apa yang saya lihat dari sebuah sendok, lalu dari sebuah bantal. Jawaban standar yang saya lontarkan tampaknya tidak memuaskannya. Mungkin ini pun bisa jadi jawaban pertama anda, misalnya si sendok : ‘Makan’ dan si bantal : ‘Tidur’.
Ia memancing saya dengan kata ‘Besi’ untuk sendok, gayung bersambut, saya mengerti maksudnya. Jawaban yang ia harapkan ini bukanlah jawaban yang menjadi jawaban umum.
Saat saya merenunginya di kamar mandi. Jawaban yang saya berikan itu merupakan fungsi dari sendok. Sedangkan ‘besi’ adalah bahan sendok. Apa bedanya dari jawaban itu? Ketika saya menjawab ‘makan’ saya berada pada kotak yang bernama ‘fungsi’. Begitu saya memberikan jawaban ‘besi’, saya hanya meloncat ke kotak lainnya yang bernama ‘bahan’. Di mana ‘think out of the box’-nya?
Awalnya saya agak bingung, mencari presepsi ‘think out of the box’ terutama untuk brainstorming solusi thesis saya ini. Akhirnya timbul sebuah gambaran, seperti ini.
Jika ada suatu kondisi/masalah, hal yang umum dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah ‘inside’.
Disebut ‘think out of the box’ jika cara untuk menghadapi kondisi atau solusi untuk sebuah masalah adalah sebuah cara, (terutama) yang bisa baru atau pun yang sudah ada, namun diaplikasikan dengan efektif dan efisien atau bahkan unik dan berbeda.
Selain itu ‘think out of the box’, menurut saya adalah sebuah cara pandang dari sisi yang berbeda-beda. Seperti melihat dadu yang memiliki 6 sisi. Kau baru bisa melihat seutuhnya sebuah dadu bukan dari satu sisi saja bukan?

Kamar mandi adalah kamar ide untuk saya. Semua ide, mulai dari ide komik, tugas, sampai apa yang mau saya tulis di blog kadang bisa muncul dengan sendirinya. Entah ketika saat saya baru saja menjejakkan kaki di kamar mandi, mandi, sampai ‘bertapa’. Hehehe..

Nah, ide tulisan ini muncul ketika saya hendak mencuci muka, teringat akan kegiatan “try to think out of the box” yang dilakukan bersama sahabat dan sekaligus partner thesis saya sebelum kami memulai diskusi kami. Awalnya ia menanyakan mengenai apa yang saya lihat dari sebuah sendok, lalu dari sebuah bantal. Jawaban standar yang saya lontarkan tampaknya tidak memuaskannya. Mungkin ini pun bisa jadi jawaban pertama anda, misalnya si sendok : ‘Makan’ dan si bantal : ‘Tidur’.

Ia memancing saya dengan kata ‘Besi’ untuk sendok, gayung bersambut, saya mengerti maksudnya. Jawaban yang ia harapkan ini bukanlah jawaban yang menjadi jawaban umum.

Saat saya merenunginya di kamar mandi. Jawaban yang saya berikan itu merupakan fungsi dari sendok. Sedangkan ‘besi’ adalah bahan sendok. Apa bedanya dari jawaban itu? Ketika saya menjawab ‘makan’ saya berada pada kotak yang bernama ‘fungsi’. Begitu saya memberikan jawaban ‘besi’, saya hanya meloncat ke kotak lainnya yang bernama ‘bahan’. Di mana ‘think out of the box’-nya?

Continue reading »

Aug 18

Taon kemaren “pemblokiran situs porno” masih berupa omongan doank. Ramadan kali ini langkah-langkah nyata kek na mulai dijalanin, bahkan smpe ada sanksi buad ISP yg gag ngasih filteran.. wedew~

So, tadi di kelas isenk bahas “bagaimana pendapat anda mengenai pemblokiran situs porno secara mmsi”. Komentar-komentar keluar, sampe akhirnya meluncur pendapat “cara utk memblokir situs porno”.

Ada beberapa cara yg mgkn bisa atw dilakukan untuk blokir situs2 itu (dan mgkn cara itu lah yg dipake skrg). Yang pertama filter, filter bisa dengan beberapa cara.. Mulai dari filter kata kunci pencarian sampai filter situs. Namun yg masih jadi pertanyaan adalah seefektif apakah filter ini? Misal gw maw cari “struktur organ sex”, nah si kata “sex” ini langsung ketangkep dah sama si filter~ So, masih efektifkah? Cara dilter lainnya, filter situs.. Jadi situs2 yg maw diblokir dimasukin dalam satu list situs terlarang. Nah filter ini, denger punya denger sie kudu dijalankan oleh para ISP??

Apa efeknya klo filter ini dilakukan oleh ISP?

Continue reading »