Oct 09

Sebuah pertemuan singkat yang sangat membahagiakan. Jantungku berdegub kencang, seolah siap meloncat keluar dari dadaku. Aku berusaha menangkap tiap gerakannya, tawanya dan senyumannya dari sudut mataku. Namun aku tahu, menginginkan senyumannya hanya untukku bagaikan hal yang tak mungkin. Erika, salah satu kandidat tunanganEdwin yang cantik memukau datang menghampiri kami. Tentu saja, buatnya aku bukanlah penghalang hubungannya dengan Edwin. Keduanya berasal dari kalangan yang berada, berbeda denganku yang tidak pernah mencicipi kemewahan yang biasa mereka nikmati. Bisa berada dekat dengan mereka mungkin adalah sebuah keberuntungan.

Kedatangan Erika menandai berakhirnya pertemuan kami. Aku mengundurkan diri, mengakhiri perjumpaanku dengannya.

Leave a Reply