Nov 13
Aku tak menyangka dapat bertemu dengannya. Seorang kakak kelas yang hanya dapat aku pandang dari kejauhan ketika aku mengikuti ospek di awal tahun SMA-ku. Ia tak semenawan dan sekekar Kak Alex, kapten klub basket SMA ku. Namun pandangan matanya yang teduh itu menentramkan hatiku. Senyuman yang terbentuk dari bibir tipisnya tertoreh di benakku saat ia mengobati lukaku ketika aku terjatuh pada hari terakhir ospek.
Yang aku tahu saat itu adalah aku mengaguminya. Dan sekarang ia duduk di sebelahku. Pandangan matanya yang teduh tetap sama seperti dulu, selalu menentramkan hatiku.